Oleh : Deni Darmawan (Penulis Buku Keajaiban)
“Ramadhan menjadi bulan yang khusus untuk umatnya Nabi Muhammad SAW,” ujar Deni Darmawan ketika memberikan tausiah di kediaman pengacara kondang Mohamad Anwar dan Associates di Cluster Ixora Villa Pamulang Pondok Benda Tangsel.
Kegiatan ini digelar di bulan Ramadhan 144 H pada Selasa (4/4/2023) sekaligus santunan anak-anak yatim dan dhuafa serta peresmian kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kongkres Advokat Indonesia (KAI) Provinsi Banten.
Dalam tausiahnya, Deni Darmawan menjelaskan bulan Ramadhan menjadi bulan khusus untuk umatnya Nabi Muhammad SAW. Ke-khususan ini tidak diberikan pada umat-umat terdahulu.
Kita patut bergembira dan berbahagia menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Pasalnya, Allah SWT telah memberikan satu bulan yang penuh keajaiban dan keistimewaan didalamnya. Ramadhan menjadi satu bulan yang Allah pilih untuk umatnya Nabi SAW.
Inilah alasannya, kenapa Nabi SAW tidak mau melewatkan bulan Ramadhan begitu saja. Ramadhan menjadi kesempatan yang besar untuk mendekatkan diri (taqarrub ilallah) kepada Allah SWT.
Baca juga Ramadhan Ceria bersama Siswa Mts Mathlaul Anwar
Nabi saja yang sudah dijamin masuk surga dan terpelihara dari kesalahan dan dosa (maksum) selalu bersemangat ibadah di bulan Ramadhan. Seharusnya ini menjadi contoh untuk kita agar lebih antusias dan semangat untuk meraih segala ampunan, keberkahan dan rahmat-Nya di bulan Ramadhan.
Nabi SAW memulai puasa pada dua hijriyah sampai 11 hijriyah. Nabi hanya sembilan kali menjalankan ibadah amaliyah Ramadhan. Dari segi kuantitas memang tidak banyak, tapi dari segi kualitas, ibadah Ramadhan memberikan dampak yang luar biasa bagi Nabi. Harusnya, setiap muslim bisa merasakan hal demikian. Kualitas diri semakin meningkat setelah beberapa kali menjalankan ibadah Ramadhan.
Usia Nabi relatif pendek begitu juga dengan usia umatnya, sebagaimana hadits dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda, “Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.” (HR At-Tirmidzi)
Hal ini sangat berbeda dengan usia-usia umat terdahulu. Usia mereka sampai 1.000, 1.500 bahkan sampai 2.000 tahun dan ukuran fisik 80 hasta. Usia Nabi Nuh AS sampai 950 tahun. Namun, rata-rata usia umat Nabi SAW lebih pendek dari umat terdahulu.
Baca juga Ramadan Membentuk Pribadi Mulia
Nabi SAW merasa cemburu dengan umat-umat terdahulu karena usianya yang sangat panjang dan amalan yang dilakukan. Kegelisahan ini pun terjadi di kalangan sahabat, bagaimana mungkin bisa menandingi amalan umat terdahulu jika usia umatnya Nabi SAW relatif pendek.
Namun, Allah ingin memberikan kegembiraan dengan menghadirkan satu bulan penuh berkah dengan segudang pahala yang berlipat ganda, ampunan yang tak terkira, diturunkannya Alquran (Nuzulul Qur’an) dan malam kemuliaan (Lailatul Qadr) di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Segala puncak keberkahan, ampunan, rahmat Allah senantiasa mengucur deras di bulan Ramadhan. Jika seorang hamba mendapat lailatul qadar di sepuluh hari terakhir di malam-malam ganjil bulan Ramadhan, maka segala amal ibadahnya terhitung seperti 83 tahun 4 bulan. Sungguh, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Jika ada seorang hamba yang berdoa pada lailatul qadar, maka segala takdari dan urusannya (ajal, rezeki, jodoh, hidup, dsb) selama setahun ke depan dicatat menjadi kebaikkan dan penuh keberkahan. Bukankah doa bisa mengubah takdir seseorang.
Baca juga Keajaiban Ramadhan : Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup, Setan Dibelenggu
Ramadhan dengan segala keajaibannya, namun tapi tidak dimanfaatkan untuk beribadah kepada Allah, bahkan sampai akhir hayatnya, maka ia akan dijauhkan dari rahmat-Nya. Celaka dan kehinaan bagi seseorang ketika memasuki bulan Ramadhan dosanya belum diampuni dan tidak memohon ampun kepada-Nya.
Bagi orang yang memahami akan keajaiban Ramadhan. Maka, ia tidak akan menyia-nyiakan begitu saja. Karena bisa jadi, ini menjadi Ramadhan terakhir kita.
Baca juga Jangan Sia-Siakan Ramadhanmu
Oleh sebab itu, sebelum masuki bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk menyiapkan segala persiapan, mulai dari mental, finansial, dan ilmu agar bulan Ramadhan tidak sia-sia.