Majelis Taklim Nurul Jadid menggelar salat Idul Fitri di halaman SDN 04 Jalan Pendidikan Rt003/03 Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten pada Senin (3/5/2022) atau 1 Syawal 1443 H. Imam dan Khatib dipimpin dan disampaikan oleh Deni Darmawan, M.Pd.I dengan judul “Ramadan Sebagai Madrasah Kehidupan”.
Dalam khutbahnya, Deni menyampaikan Ramadan sebagai madrasah kehidupan. “Bagi orang beriman, Ramadan menjadi bulan yang dinanti dan ditangisi kepergiannya. Ramadan sudah mengajarkan banyak hal pada kita, sehingga menjadi bekal dan modal untuk mengarungi 11 bulan ke depan. Ramadan itu juga seperti madrasah yang mampu mendidik dan membentuk hamba menjadi mulia,” ujarnya.
Setelah lepas dari madrasah Ramadan, minimal ada 4 hal yang menjadikan seorang menjadi hamba-hamba mulia. “Ramadan layaknya seperti madrasah yang menjadikan hamba menjadi mulia, yaitu menjadi hamba yang bersyukur, hamba yang ikhlas, hamba yang sabar dan hamba yang bertakwa. Hasil didikan dan penggemblengan Ramadan sebagai madrasah akan membentuk hamba penuh dengan kemuliaan,” jelasnya.
Seorang yang telah menjalani ibadah Ramadan akan menjadikan hamba yang bersyukur. “Setelah 30 hari berpuasa, menahan haus dan lapar, menahan sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt. Maka sudah sepatutnya pada hari ini kita bersyukur. Hari kemenangan harus disambut dengan rasa syukur. Semua nikmat yang Allah berikan pada hari ini tak terhingga, maka kita tidak akan sanggup untuk menghitung nikmat Allah, sebagaimana dalam surat An-Nahl ayat 18. Oleh sebab itu, agungkan Allah dengan takbir di hari kemenangan ini sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 185, agar kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur,” tuturnya.
Syukur tidak cukup di lisan, tapi juga di hati dan perbuatan. “Syukur itu, selain mengucapkan alhamdulilah di lisan, juga harus diyakini dalam hati dan perbuatan. Pergunakan segala macam nikmat yang diberikan Allah untuk ketaatan, bukan untuk kemaksiatan. Gunakan segala macam nikmat Allah untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana dalam surat Ibrahim ayat 7, Jika kamu bersyukur, maka Allah akan tambahkan nikmat itu, jika kufur maka azab Allah amat pedih. ” terangnya.
Kemudian, Ramadan mendidik dan menjadikan seseorang menjadi hamba yang ikhlas. “Puasa adalah ibadah sir (rahasia), hanya dia dan Allah yang tahu, apakah dia puasa atau tidak. Sebab, seseorang bisa saja berpura-pura puasa, padahal tidak. Oleh sebab itu, puasa mengajarkan akan nilai-nilai keikhlasan. Ikhlas semata-mata hanya karena Allah, maka akan mendapat pahala yang besar. Perintah menjalan ibadah dengan ikhlas ini tertera dalam surat Al-Bayyinah ayat 5” ungkapnya Deni penuh semangat.
“Puasa itu sangat agung. Pahalanya tidak ada yang tahu, kecuali Allah. Semua pahala dilipatkan gandakan, tapi pahala puasa hanya Allah yang akan membalasnya langsung kelak. Jika puasa dilandasi dengan niat ikhlas semata-mata karena Allah, maka tidak hanya memperoleh ampunan, dan rahmatnya, tapi juga Allah akan sediakan surga Ar-Rayyan, khusus untuk orang-orang berpuasa,” lanjut Deni yang pernah belajar di Lembaga Bahasa Ilmu Quran (LBIQ) Tanah Abang.
Deni melanjutkan, bahwa Ramadan sebagai madrasah menjadikan seseorang menjadi hamba yang sabar. “Selama satu bulan penuh kita berpuasa, melakukan ibadah siang dan malam. Menahan hal-hal yang membatalkan dan dilarang oleh Allah Swt. Kita kelelahan karena semalam suntuk ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadan. Semua dengan sabar kita lakukan. Sabar dalam menjalankan perintah Allah,” lanjutnya.
“Selama Ramadan, kita dilatih untuk sabar menjalankan ibadah. Tidak berkata jorok, dusta, kotor, teriak-teriak, dan bertindak bodoh, semua dijalankan dengan kesabaran. Sabar tidak berbuat kemaksiatan, sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam menerima cobaan. Barang siapa yang sabar, maka ia akan memperoleh pahala tanpa batas. Jadi sabar juga tidak ada batasnya, sebagaimana pahala sabar yang disempurnakan dan tanpa batas. Hal ini tertera dalam Alquran surat Az-Zumar ayat 10,” tambahnya.
Yang terakhir, Ramadan sebagai madrasah menjadikan seseorang menjadi hamba yang bertakwa. “Akhir ayat surat Al-Baqarah aya 183 agar menjadi orang-orang yang bertakwa. Semua amalan di bulan Ramadan akan menjadikan hamba yang bertakwa. Apakah selama sebelas bulan ke depan kita mampu menjadi orang-orang yang bertakwa? Jika kita mampu menjalankan ibadah, istiqomah seperti ibadah Ramadan, menjalankan semua perintahnya dan larangannya, kita berharap kepada Allah menjadi hamba yang bertakwa,” nasehatnya. “Bagi seseorang yang menjalankan ibadah selama Ramadan dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, InsyaAllah kita akan mendapat gelar takwa. Takwa adalah predikat dan gelar mulia di dunia dan di akhirat. Gelar ini adalah gelar kemuliaan disisi Allah, melebihi dari gelar Profesor atau gelar Doktor. Sebagaimana Allah nyatakan di dalam surat Al-Hujurat ayat 13. Indikator orang yang bertakwa adalah suka menginfakkan di jalan Allah dalam keadaan sempit atau lapang, menahan amarah, memaafkan orang lain, selalu berbuat kebaikkan, selalu memohon ampun atas segala dosa,” tutup Deni Darmawan yang juga tergabung dalam Forum Dakwah Jakarta (Fordisja)