Nuzulul Qur’an : Al-Qur’an Sebagai Pedoman dan Kunci Sukses Kehidupan
Oleh : Deni Darmawan (Penulis Buku Keajaiban Ramadan)
“Alquran diturunkan di bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas antara haq dan bathil” ujar Deni Darmawan ketika memberikan ceramah Nuzulul Qur’an dengan judul Alquran Sebagai Pedoman dan Kunci Sukses Kehidupan di Mushola Al-Anshor Komplek Inhutai Ciputat pada Sabtu (8/4/2023).
Sering kita memperingati turunnya Alquran (nuzulul quran) di bulan Ramadhan di berbagai masjid dan mushola. Namun, amat disayangkan jika peringatan nuzulul quran tidak diiringi dengan kecintaan untuk selalu membaca, memahami dan mendakwahkan Al-Qur’an.
Baca juga Hidup Berkah Bersama Alquran
Alqurn hanya sebagai hiasan dan simbol ketika akad nikah. Selanjutnya disimpan di rak lemari hingga berdebu. Kenyataannya, kita lebih sering membuka gawai ketimbang membuka Alquran. Lebih sering berinteraksi dalam dunia maya, ketimbang berinteraksi dengan Alquran. Rumah yang sepi dari bacaan Alquran bagaikan kuburan.
Turunnya Alquran
Dalam ceramah, Deni Darmawan menyampaikan proses turunnya Alquran (Nuzulul Qur’an). Di dalam kitab Mabahits fi Ulumil Qur’an karya Manna’ Khalil Al-Qattan bahwa Alquran diturunkan dalam dua fase. Fase pertama diturunkan sekaligus 30 juz dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia di bulan Ramadhan.
“Sesungguhnya Kami menurunkan Alquran pada malam lailatul qadar” (al-Qadar: 1)
Sedangkan fase kedua, diturunkan secara berangsur-angsur ke bumi melalui malaikat Jibril AS kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun. Ayat pertama turun surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5 di gua Hira di bulan Ramadhan. Surat Al-Alaq merupakan wahyu pertama yang membawa spirit perubahan dalam membangun peradaban umat Islam.
Baca juga Wahyu Pertama Sebagai Spirit Literasi
Malaikat Jibril AS menyampaikan wahyu kepada Rasul melalui berbagai cara. Pertama, dengan dencingan lonceng dan suara yang amat kuat. Cara inilah yang paling berat. Sebab, Rasul akan mengumpulkan kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghafal dan memahaminya.
Cara kedua yaitu Jibril AS menjelma seorang laki-laki seperti manusia. Cara ini lebih ringan dari cara yang pertama dalam menerima wahyu. Layaknya manusia yang berbicara sesama manusia. Jibril menjelma manusia untuk menyenangkan Rasulullah sebagai manusia agar bisa dipahaminya.
Ada beberapa hal kenapa Alquran diturunkannya berangsur-angsur (asbabun nuzul). Pertama, untuk memberikan jawaban terhadap situasi dan kondisi pada saat itu. Ke-dua, menguatkan hati Nabi Muhammad SAW dari segala ancaman dan intimidasi dari kaum kafir. Ke-tiga, agar mudah dihafal, dipahami dan mengambil hikmahnya.
Baca juga Indikator Orang-Orang Bertakwa
Begitu banyak pengingkaran dari orang kafir tatkala wahyu diturunkan. Mereka menganggap bahwa Alquran datang dari pribadi Muhammad. Makna dan bentuk gaya bahasanya adalah buatan beliau sendiri.
Pengingkaran yang mereka ungkapan dengan menciptakan hoaks dengan mengatakan Alquran adalah hasil penalaran intelektual dan pemahaman yang dimiliki Muhammad. Dengan memiliki ketajaman otak, kebersihan jiwa, kedalaman penglihatan, kekuatan firasat, kecerdasan, dan perenungan yang baik yang diungkapan melalui gaya bahasa dan retorika yang dimiliki Muhammad.
Baca juga Berburu Lailatul Qadr
Pengingkaran selanjutnya yang dilakukan orang-orang kafir dan jahiliyah adalah, bahwa Muhammad telah menerima ilmu-ilmu Quran dari seorang guru. Gurunya pun dari golongan Muhammad. Padahal, Rasulallah SAW berguru dengan malaikat Jibril, bukan dari kalangan manusia yang selama ini dikatakan oleh orang-orang kafir dan jahiliyah.
Alquran Sebagai Pedoman Hidup
Alquran diturunkan di bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas petunjuk tersebut dan pembeda antara yang hak dan bathil. Sebagaimana Allah SWT berfirman, “Bulan Ramadhan buan yang diturunkankan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas dari petunjuk dan pembeda antara hal dan bathil,” (Qs. al-Baqarah : 185).
Baca juga Jangan Sia-Siakan Ramadhanmu
Bisa dibayangkan, jika manusia hidup tanpa pedoman. Maka, hidup akan tersesat, hina dan akan kehilangan makna serta tujuan hidup. Hidup tanpa pedoman terasa hampa, kering dan terombang-ambing. Seseorang yang mengalami kekeringan dan kehampaan spiritual akan mengalami keguncangan hidup hingga depresi, stres bahkan bunuh diri. Dengan berpedoman Alquran, maka hidup kita akan selamat, bahagia dan mulia dunia akhirat.
Alquran mempunyai keistimewaanya. Diantaranya dari segi keindahan bahasanya yang tak tertandingi. Alquran juga sebagai obat untuk membersihkan dari penyakit, baik bersifat rohani dan fisik. Alquran jika dibaca mendapat pahala, jika didengar mendapat rahmat. Jika ditaati mendapat berkah. Menjadi syafaat bagi orang yang suka membacanya.
Orang yang pandai membaca Alquran bersama malaikat mulia, yang membacanya terbata-bata mendapat 2 pahala. Jika kita mempelajari dan mengajarkannya, maka kita menjadi sebaik-baik manusia. Bahkan, hasad yang diperbolehkan ada 2 yaitu orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah dan orang yang membaca, memahami dan mengamalkannya Alquran.
baca juga Ikut Kajian Ramadhan, Mahasiswa Rela Naik ke Loteng
Alquran sebagai mukjizat yang bisa dirasakan dan disentuh hingga hari ini. Berapa banyak orang yang membacanya hingga Allah hidayah kepadanya. Alquran diturunkan bagi seluruh umat manusia, bukan untuk segelintir orang atau kaum tertentu. Alquran menjadi kitab terakhir sebagai pelengkap kitab-kitab terdahulu.
Alquran sebagai Kunci Sukses Kehidupan
Banyak orang memaknai sukses itu yang banyak harta, tinggi jabatannya, dan hidup bak sultan. Semua kesuksesan dunia bersifat fana, semu, dan bahkan belum tentu bahagia. Segala kesuksesan dunia yang hanya berpatokan materi, Imam al-Ghazali menyebutkan sebagai kesuksesan majasi dan relatif, tidak kekal.
Kesuksesan dalam pandangan Alquran adalah mempunyai iman yang kokoh dan istiqomah. Keimanan sangat mahal harganya, tidak mampu ditandingi dengan harga dunia. Jika kita Istiqomah dalam keimanan, maka kita akan mudah mendirikan shalat, puasa, zakat dan amal shaleh lainnya.
Baca juga Spirit Literasi di Bulan Ramadan
Kesuksesan dalam pandangan Alquran jika hatinya tenang dalam mengingat Allah. Merasa dekat dan selalu menyucikan jiwa. Akan muncul merasa diawasi Allah, merasa takut berbuat dosa dan maksiat (khauf). Selalu berharap kepada Allah (roja’) agar diampunkan segala dosanya dan muncul cinta kepada-Nya.
Keimanan juga akan mengantarkan seseorang pada sifat malu. Malu jika berbuat dosa kepada Allah dan berbuat maksiat, korupsi, mengambil hak orang lain dan membuka aurat. Malu yang demikian merupakan cabang dari keimanan.
Baca juga Makna dan Tanda -Tanda Lailatul Qadar
Seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan juga dipandang sebagai orang sukses. “..Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.. (Qs. Al-Mujadilah : 14).
Oleh sebab itu, Rasulullah tidak meninggalkan harta, atau materi lainnya. Rasulullah hanya meninggalkan 2 yaitu Alquran dan sunnah. Jika kita berpegang pada keduanya maka kita tidak akan tersesat. Hidup dengan Alquran akan memberikan keberkahan dan kesuksesan dunia-akhrat.
Kereeeennnn
Sangat produktif