Pengurus Masjid Takwa Nandjar menggelar ceramah tarawih pada malam ke-18 Ramadan 1443 H. Ceramah disampaikan oleh Deni Darmawan, M.Pd.I dengan judul “Spirit Literasi di Bulan Ramadan” di Majid Takwa Nandjar Jl. Sawah Baru, Ciputat, Sawah Baru, Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Dalam ceramahnya, Deni menyampaikan turunnya Alquran. “Alhamdulilah, hampir sebagian masjid menggelar peringatan Nuzulul Quran pada malam ini. Walaupun terjadi perbedaan turunnya Alquran, jangan diperdebatkan. Alquran turun di bulan Ramadan sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 185. Turunnya Alquran menambah keberkahan, kemuliaan dan keagungan Ramadan. Jibril Alaihissalam setiap hari datang pada bulan Ramadan untuk tadarus bersama Nabi,” kata Deni yang juga seorang penulis website keagamaan Universitas Pamulang.
Wahyu pertama turun adalah surat Al-Alaq ayat 1 s.d 5. Nabi Saw ber-uzlah di gua Hira dikarenakan kondisi yang carut-marut pada saat itu. “Wahyu pertama turun ketika Nabi Usia 40 tahun. Ayat ini sangat luar biasa, sebagai dorongan untuk membangun peradaban. Allah Swt memerintahkan iqro yaitu perintah membaca. Membaca dalam arti luas, yaitu memahami, menghimpun dan meneliti, baik secara tekstual dan kontekstual. Dari proses membaca, maka untuk mengikat dan menyebarkannya ilmu pengetahuan dengan menuliskannya (Qalam). Wahyu pertama merupakan perintah dan memotivasi baca-tulis, yang saat ini disebut literasi.” ungkap Deni yang juga menulis buku “Legenda Sang Dakwah”.
Deni melanjutkan, dalam memperingati Nuzulul Quran, maka ada dua pelajaran yang bisa kita ambil, yaitu wahyu pertama mendorong tradisi baca-tulis dan spirit membangun peradaban. “Surat Al-Alaq ayat 1 s.d 5 menjadi gebrakan Nabi Saw untuk menumbuhkan literasi Arab. Ini menjadi kunci utama dalam mencari ilmu pengetahuan dan kemajuan suatu bangsa. Sebagaimana pendapat Prof. Quraisy Shihab bahwa wahyu pertama adalah membangun budaya dan tradisi baca-tulis. Begitu juga pendapat Philip K. Hitty dalam bukunya “The History of Arab” bahwa ayat ini memberikan pengaruh pendidikan di Arab sehingga Islam hadir mendobrak semangat literasi,” terangnya.
Deni juga menjelas, bahwa Nabi Saw adalah sebagai penggerak yang diaktualisasikan secara nyata belajar baca-tulis. “Ketika perang Badar, tawanan yang mempunyai keterampilan baca-tulis dijadikan pengajar untuk mengajari anak-anak kaum muslimin. Perkembangan dan pertumbuhan literasi Arab sangat cepat. Sebelumnya, orang-orang Arab mempunyai kelebihan dalam menghafal syair, hal itu menjadi kebangaan diantara mereka. Baca-tulis dianggap orang yang lemah hafalannya. Namun, wahyu pertama, mendorong para sahabat, selain hafal juga menulis wahyu di pelepah kurma, lempengan batu, kayu, dan sebagainya, setiap wahyu turun, sahabat menghafal dan mencatatnya,” jelasnya.
Membaca (iqro) dan menulis (qalam) pada wahyu pertama adalah dasar literasi membangun peradaban. “Islam pernah mengalami kejayaan. Islam datang membawa semangat perubahan dan peradaban. Menghapus buta aksara dan menterjemah buku-buku dari Yunani dan Persia sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat pada masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Atas dasar wahyu pertama lah, muncul para ulama dan cendikiawan muslim yang produktif membaca dan menulis seperti Imam Thahabari, Imam Al-Ghazali, Imam An-Nawawi dan lainnya. Mereka sudah meninggal, tapi karyanya masih bisa kita baca,” tutupnya.
Deni turut prihatin, bahwa Indonesia adalah negara mayoritas muslim terbesar, namun literasinya masih tergolong rendah. “Jika umat Islam mau menyadari, bahwa wahyu pertama adalah perintah baca-tulis dan spirit membangun peradaban, maka umat Islam di Indonesia akan mempunyai literasi yagn tinggi. Menurut penelitian dan survei, bahwa literasi anak-anak Indonesia masih tergolong rendah, buktinya bahwa anak-anak Indonesia dari 1000 anak hanya selesai membaca satu buku dalam setahun, sedangkan negara-negara maju dari 1000 anak yang diteliti, mampu menghabiskan 15 hingga 20 buku dalam setahun. Mari, dengan peringatan Nuzulul Quran ini kita ambil pelajaran untuk menumbuhkan budaya baca-tulis dan spirit membangun peradaban,” ungkap Deni yang juga tutor online PAI di Universitas Terbuka.
Mantapp pakkkk
Semoga selalu sehat dan berkah pak Deni…
Terimakasih telah berbagi ..