Ramadhan telah berlalu, bukan berarti semua amalan yang kita lakukan saat Ramadhan terhenti dan selesai. Justru, kesuksesan Ramadhan menjadi pembuktian selama 11 bulan ke depan yang begitu banyak godaan dan tantangan.
Bagi orang beriman, Ramadhan ibarat training spiritual yang ampuh yang membekas dalam diri dalam membentuk insan beriman dan bertakwa. Setidaknya, pasca Ramadhan kita berusaha sekuat mungkin untuk me-ramadhkan semua bulan.
Sukses atau tidaknya seseorang menjalani ibadah dan ketaatan selama Ramadhan bisa dilihat selama 11 bulan ke depan. Apakah ia tetap beribadah seperti di bulan Ramadhan, atau sebaliknya, gagal dengan kembali melakukan kemaksiatan dan kemungkaran.
Baca juga Tiga Hasil Penggemblengan di Bulan Ramadhan
Sering kali kita mendengar lontaran pertanyaan, apa saja tanda-tanda orang yang berhasil menjalankan ibadah Ramadhan? Adakah tanda-tanda ibadah Ramadhan yang membekas dalam diri seseorang? Pertanyaan itu terus ditanyakan setelah pasca Ramadhan.
Minimal ada tiga tanda-tanda ibadah Ramadhan yang membekas dalam diri. Pertama, istiqomah beribadah. Ke-dua, peningkatan amal shaleh. Ke-tiga, terus memperbaiki dan evaluasi diri.
Istiqomah Beribadah
Tanda-tanda ibadah Ramadhan membekas dalam diri yaitu istiqomah dan konsisten beribadah. Ramadhan mengajarkan banyak hal, terutama menjalankan ibadah selama sebulan dengan istiqomah dan konsisten. Kita diajarkan disiplin menjalankan semua ibadah agar menjadi pembiasaan dan pembentukkan karakter.
Baca juga Istiqomah di 10 Hari Terakhir Ramadhan
Hal ini juga diungkap oleh seorang ulama, Imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif, bahwa tanda-tanda ketaatan seseorang diterima oleh Allah adalah konsisten dalam ketaatannya beribadah setelah Ramadhan usai.
Jika di bulan Ramadhan ia menjalankan semua amalan bulan Ramadhan, maka hal itu dirutinkan dan didawamkan selama 11 bulan ke depan. Ia tidak berhenti melakukan ibadah dan amal shaleh di Ramadhan saja, tapi ia akan berusaha istiqomah untuk melanjutkan semua ibadah dan amal shaleh yang pernah dilakukannya di bulan Ramadhan.
Istiqomah adalah tegak lurus dalam pendirian dan selalu konsekuen dalam perbuatan. Istiqomah dalam iman tidak hanya di lisan, tapi juga di hati dan perbuatan. Istiqomah adalah perbuatan yang disukai dan cintai Allah SWT. Walaupun perbuatan itu kecil dan sedikit, tapi lebih disukai Allah ketimbang besar tapi tidak dilakukannya lagi.
Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”
Istiqomah tidak harus banyak melakukan amal shaleh, sedikit tapi rutin adalah hal yang disukai Allah. Membaca Alquran khatam di bulan Ramadhan, bukan berarti berhenti membaca Alquran di 11 bulan ke depan. Kita tetap istiqomah membaca Alquran walaupun hanya beberapa halaman saja, yang penting tidak putus.
Baca juga Dua Nikmat Yang Banyak Dilupakan Manusia
Begitu juga dengan amalan lainnya, sedekah tidak putus, shalat sunnah tidak putus, puasa tidak putus, dan lainnya dilakukan walaupun porsinya hanya sedikit yang penting istiqomah.
Peningkatan Iman, Ilmu dan Amal.
Tanda-tanda ibadah Ramadhan membekas dalam diri adalah meningkatnya iman, ilmu dan amal shaleh. Semangat dan motivasi harusnya semakin tinggi untuk terus meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal.
Setelah Ramadhan, kita melanjutkan dengan puasa syawal selama enam hari. Syawal berarti peningkatan. Keberhasilan bulan Ramadhan ditandai dengan peningkatan amal di bulan Syawal dan bulan-bulan selanjutnya. Peningkatan tidak hanya dari kuantitas tapi juga kualitas.
Jika selama ini kita hanya menunaikan shalat wajib, maka kita tingkatkan dengan mendirikan shalat sunnah. Jika sedekah hanya 10 ribu, kita tingkatkan menjadi 20 ribu dan seterusnya. Jika kita jarang ke majelis taklim, maka kita tingkatkan untuk duduk di majelis taklim. Jika kita sedikit berbagi, maka kita tingkatkan untuk selalu berbagi dan begitu seterusnya.
Jika Ramadhan tahun ini kita lebih baik dari segi peningkatan iman, ilmu dan amal dari Ramadhan tahun lalu, maka kita menjadi orang yang beruntung. Jika Ramadhan ini sama dengan Ramadhan tahun lalu, maka kita merugi. Jika Ramadhan ini tidak jauh lebih baik dari Ramadhan tahun lalu, maka kita celaka.
Terus Memperbaiki dan Introspeksi Diri
Tanda-tanda ibadah Ramadhan membekas dalam diri adalah terus memperbaiki diri dan melakukan introspeksi. Ketika Ramadhan kita tidak lepas berdoa untuk memohon ampun kepada Allah dan introspeksi diri (habluminallah).
Ketika kita sudah mendapat ampunan-Nya, ketika Idul Fitri kita saling memaafkan antar sesama (habluminnas) agar bersih dari dosa. Jika hubungan dengan Allah dan manusia semakin baik, maka jangan dikotori lagi dengan perbuatan buruk dan kemaksiatan.
Baca juga Indikator Orang-Orang Bertakwa
Ramadhan menjadi barometer kehidupan, apakah diri kita semakin baik atau sebaliknya. Mak, tanyakan dalam diri, apakah kali ini kita semakin baik atau buruk.
Ramadhan menjadi bulan untuk terus memperbaiki diri dan momen evaluasi diri secara keseluruhan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi selama 11 bulan ke depan.
Manusia yang baik bukan bersih dari dosa, tapi manusia yang baik adalah, ketika melakukan perbuatan buruk dan kezaliman, kita langsung mengingat Allah memohon ampun atas dosa yang dilakukan dan berhenti melakukan hal tersebut.
Baca juga Spirit Literasi di Bulan Ramadan
“Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya).” (Qs. Ali Imran : 135)
Semoga tanda-tanda ibadah Ramadhan membekas dalam diri kita sehingga kita bisa mengarungi 11 bulan ke depan sebagai pembuktian bahwa kita sukses dan berhasil menjalankan ibadah Ramadhan.
Materi ini disampaikan saat khutbah di Padang Golf Pondok Indah pada Jum’at (28/4/2023)