Dosen Universitas Pamulang menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMP Islam Parung pada Sabtu (6/11/2021) dengan judul “Guru Penggerak dalam Budaya dan Metode Pembelajaran Digital Menyongsong Masyarakat 5.0. Diharapkan, kegiatan ini akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengajar.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Kepala Sekolah Bapak Ajat Munajat. Adapun dosen yang menjadi narasumber adalah Dr. Amaliyah, M.A., MOS., MCE., Dr. Mukhoyyaroh, M.A., Lukman Hakim, M.A, Deni Darmawan, M.Pd.I dan Dr. Indrani Dewi Anggraini.
Dalam sambutannya, Ajat Munajat menyampaikan kebahagiaannya karena pada dosen mau menyempatkan datang ke sekolah SMP Islam Parung. “Kami ucapkan terima kasih atas kehadiranya dan memilih SMP Islam Parung sebagai tempat untuk diadakannya PKM. Kami sangat terbuka dan menerima para tamu yang datang,” ujarnya.
“Judul PKM ini sangat menarik dan up date. Semoga guru-guru disini semakin meningkat keterampilannya. Era revoluasi industry 4.0 mendorong guru agar bisa terampil menggunakan teknologi. Bahkan, kita akan menyambut dan memasuki era society 5.0,” ungkapnya Ajat penuh semangat.
Dalam penyampaian materi pertama, Mukhayoroh menyampaikan pentingnya teknologi untuk aktivitas saat ini. “Semua serba moderen dan digital. Kita sebagai pengajar dituntut untuk terus melek teknologi. Guru harus mengikuti perkembangan terkini agar siswa yang kita bisa tertarik untuk belajar dan senang. Istilah edutainment merupakan pengajaran yang kita sampaikan bisa mudah dipahami tanpa terbebani,” ungkap dosen dari Prodi Sastra Inggris ini.
Sebagai pengajar harus mampu dulu untuk disukai oleh murid agar mata pelajaran dan apa yang kita sampaikan bisa mereka sukai dan senang. “Jika guru sudah disenangi, maka pelajaran apapun bisa siswa pahami. Jika siswa sudah tidak suka dengan gurunya, maka bisa jadi pelajarannya pun jadi tidak suka. Jadi, guru harus memanfaatkan pembelajaran online sebaik mungkin, dengan memanfaatkan berbagai aplikasi dan platform digital. Gunakan juga berbagai metode seperti bleded learning, daring method, luring method, home visited method dan project based learning,” lanjut Mukhoyyaroh.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Lukman Hakim tentang Strategi Pendidikan. “Sebagai pengajar dan pendidikan kita harus kreatif menggunakan teknologi untuk media pembelajaran agar proses pembelajaran bisa lebih mudah. Di Era ini, jadilah guru penggerak yang bisa merubah pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Minimal, rubahkan diri kita dengan memberikan contoh yang baik agar bisa ditiru guru lain,” ujar dosen dari Prodi Pendidikan Ekonomi ini.
“Kelas tidak boleh memenjarakan ide siswa. Dalam kondisi apapun siswa harus merdeka belajar. Kecerdasan itu tidak berasal dari nilai akademik, tapi juga ada siswa bisa berprestasi dalam kegiatan non akademik. Masa depan mereka tidak bisa ditentukkan oleh nilai akademik,” terang Lukman di hadapan para guru.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Deni Darmawan terkait keterampilan abad 21. “Keterampilan abad 21 di era digital adalah 4C yaitu creativity, critical thinking, communication dan collaboration. Untuk mendobrak kemampuan itu, kita harus belajar dan bermigrasi agar kita tidak gagap teknologi. Jika kita sudah menjadi contoh yang baik, maka jadilah guru penggerak yang bisa mempengaruhi guru lainnya agar bisa mendongkrak kemampuannya,” ujar Deni penuh semangat.