Dari 100 proposal yang mengajukan, akhirnya yang lulus seleksi secara administrasi hanya 50 proposal. Dari 50 proposal yang sudah dipresentasikan hanya 17 proposal yang lolos, salah satunya adalah proposal yang saya ajukan.
Proses cukup singkat, mulai dari mengajukan proposal bulan Juni 2021 hingga akhir Desember 2021. Presentasi proposal sekitar bulan Desember di Hotel Ibis BSD. 2 profesor dihadirkan yaitu Prof. Syam dan Prof. Maksyur dari Surabaya. Beragam komentar yang membangun dari mereka kami terima, kadang ada juga yang menohok dada.
Setelah dinyatakan lolos, saya langsung bergerak terjun ke lapangan untuk mencari data. Menjelang akhir tahun 2021, penelitian saya akhirnya selesai juga. Jujur, saya tidak dapat menikmati tahun baru saat itu, karena deadline untuk menyelesaikan penelitian.
Dari 17 proposal yang dipilih, kami pun diberikan pembekalan tentang bagaimana menulis jurnal. Selama 3 hari kami menginap di Hotel Permata Bogor. Prof. Yusuf Hanafi dan Prof. Anton Athailah begitu terang menderang menjelaskan menulis jurnal agar bisa tembus di jurnal international.
Dari pemaran Prof, Yusuf Hanafi, bahwa menulis jurnal seperti panglima terdepan. Menulis buku saja tersisihkan. Menulis jurnal harus ada motivasi dan kemauan. Harus ada kemampuan baik pengetahuan dan keterampilan. Support System riset harus ada di kampus. Dosen harus mengetahui hal-hal aktuall dan situasi yang bisa dijadikan bahan penelitian.
Masih menurut Prof. Yusuf Hanafi, bahwa tipe dosen itu ada dua. Beliau menyebutnya, ada dosen ashabul yamin (kanan) yaitu dosen yang produkti menulis karena mempunyai kemampuan dan motivasi serta kesempatan untuk terus berkolaborasi. Sedangkan ashabul syimal (kiri) yaitu dosen yang sibuk ceramah dan tidak menulis.
Sungguh, pengalaman yang sangat berkesan untuk saya. Ngaji jurnal bersama profesor membuka khasanah pengetahuan dan terus produktif untuk meneliti dan membuat jurnal untuk publikasi.