Rabiul Awal disebut juga bulan maulid. Pada bulan ini nabi Muhammad SAW dilahirkan. Tradisi memperingati maulid sudah mengakar sejak lama di Indonesia. Umat Islam di Indonesia begitu antusias memperingati kelahiran Nabi SAW dengan menggelar beragam kegiatan. Inti kegiatan maulid adalah menceritakan kembali kisah-kisah perjalanan hidup nabi yang penuh dengan pelajaran dan hikmah yang bisa dijadikan contoh bagi kehidupan.
Bersamaan dengan itu, di Indonesia juga memperingati sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober. Sumpah pemuda menjadi tonggak bersatunya pemuda Indonesia untuk menjunjung tinggi persatuan Indonesia agar menjadi bangsa berdaulat dan merdeka.
Momen sumpah pemuda bisa dijadikan refleksi untuk meniru dan mengambil nilai-nilai karakter dari kisah nabi ketika remaja. Diantara nilai-nilai itu adalah kemandirian, kesederhanaan, kerja keras, dapat dipercaya dan meninggalkan tradisi buruk. Nilai-nilai ini bisa dijadikan contoh bagi pemuda masa kini dan masa mendatang agar menjadi pemuda yang berkarakter dan mempunyai akhlak mulia.
Kemandirian
Sejak kecil nabi sudah mandiri. Ketika Siti Aminah mengandung dalam usia dua bulan, ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dunia. Disusukan oleh Halimatul Sa’diyah sampai usia empat tahun. Saat itu, diserahkan kembali ke ibunya untuk dirawat. Ketika Muhammad berusia enam tahun, ibunda meninggal dunia ketika perjalanan dari Madinah menuju Mekkah di desa Abwa karena sakit.
Sang Kakek, Abdul Muthalib merawatnya hingga Muhammad usia delapan tahun. Akhir, sang kakek pun meninggal dunia. Muhammad kecil sejak dulu sudah mandiri walaupun ditinggal oleh orang-orang terkasihnya. Tidak ada fasilitas mewah, dan tidak dimanjakan, semua dihadapi dengan penuh kesabaran dan kemandirian.
Kesederhanaan
Ketika berusia delapan tahun, Muhammad dirawat oleh sang paman, Abu Thalib. Ia menyayanginya melebih anak sendiri. Abu Thalib mengajarkan banyak hal, salah satunya hidup sederhana dan tidak berlebihan. Makan dan minum secukupnya untuk memenuhi kebutuhan saja agar tidak lapar dan tidak terlalu kenyang. Begitu pula cara berpakaian yang tidak mencolok namun bersahaja dan bersih.
Kerja Keras
Ketika remaja, banyak penduduk sekitar yang menitipkan kambingnya untuk bisa digembala oleh Muhammad. Kegigihannya dalam bekerja menggembala kambing patut diacungkan jempol. Kedisplinannya dan keuletannya dalam merawat dan menggembala sangat apik dan telaten. Jika diibaratkan seperti karyawan, maka beliau adalah tipe pekerja keras. Gaji yang diterima Muhammad untuk keperluan secukupnya dan membantu keluarga sang paman.
Jiwa Enterpreneur
Abu Thalib pun mengajarkan bisnis dan berdagang ketika usia 12 tahun. Sang paman mengajaknya berdagang ke kota Syam. Namun, mengajaknya kembali pulang, karena seorang pendeta yang bernama Buhaira mengenal tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Karena takut celaka, Abu Thalib pun mengajaknya pulang. Ketika usia 20 sampai 25 tahun, Muhammad sudah lihai berbisnis dan berdagang. Banyak orang yang mempercayai barang daganganya kepada Muhammad untuk dijual.
Pertemuannya dengan Siti Khadijah, seorang wanita cantik dan terpandang, terpesona melihat kelihaian Muhammad dalam berdagang dan berbisnis. Siti Khadijah mendapat laporan dari asistennya, Maisarah, bahwa semua daganganya habis terjual karena kejujuran dan kepandaianya berdagang. Kekaguman sosok Muhamad membuat Siti Khadijah ingin membangun biduk rumah tangga dengannya.
Dapat Dipercaya
Sosoknya yang masih belia sudah mendapat kepercayaan dari orang-orang disekitarnya. Ia diamanahkan untuk menggembala kambing, menitipkan barang dagangan untuk dijual. Ketika usia 15 tahun, Muhammad juga sudah dipercaya untuk menyiapkan panah dalam perang Fijar. Semua yang diamanahkan bisa dijalani dengan baik. Gelar al-amin yang melekat pada diri Muhammad adalah orang yang dapat dipercaya karena sosoknya yang mampu menjalankan semua amanah. Ia pun mendapat gelar as-sidik yaitu orang yang benar. Kebenaran pada sikap dan ucapannya.
Predikat al-amin dan as-sidik mampu dibuktikan dalam langkah nyata dan kongkrit. Kepercayaan, kejujuran dan kebenaran yang melekat pada dirinya adalah label yang diberikan oleh orang-orang disekitarnya karena bertanggung jawab dalam setiap amanah yang diberikan. Jika sosok pemuda yang mempunyai nilai-nilai tersebut, maka ia adalah pemuda yang mempunyai karakter yang baik dan sukses.
Meninggalkan Tradisi Buruk
Tak bisa dipungkiri, ketika masa jahiliyah, banyak pemuda se-usianya yang senang berpesta. Mulai dari minum khamar, berjudi dan berzina menjadi tontonan yang biasa disajikan pada saat itu. Muhammad muda pernah dua kali diajak untuk mengunjungi pesta pada suatu kampung. Namun, Allah selalu menjaganya. Ketika ia hendak melihat, di tengah perjalanan Allah tutup kupingnya dan ditidurkannya.
Mulai saat itu, Muhammad selalu meninggalkan tradisi buruk dan hal-hal yang tidak baik. Sebagai pemuda, ia tidak ingin merusak dirinya dengan hal-hal yang buruk dan terjerumus pada pergaulan bebas. Semua masa remajanya diisi dengan hal-hal positif dan nilai-nilai karakter yang baik yang bisa dijadikan contoh. Rekam jejak Muhammad ketika masa remaja bisa dijadikan contoh untuk pemuda saat ini.
Momen Sumpah Pemuda dan Relevansinya dengan Maulud
Pemuda adalah generasi yang akan memimpin suatu bangsa dan negara. Tongkat estafet akan diberikan kepada pemuda untuk melanjutkan perjuangan selanjutnya. Sumpah pemuda menjadi momen sakral sebagai momen bersatunya pemuda untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa pemuda Indonesia patut diperhitungkan dalam kancah international.
Sudah sepatutnya, momen sumpah pemuda dijadikan tonggak agar pemuda Indonesia merawat dan menjaga persatuan. Mengisi masa remaja dengan hal-hal positif dan prestasi tanpa henti. Bulan maulid adalah bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai manusia pilihan dan sosok yang bisa dijadikan contoh. Kiprahnya, akhlaknya, sikapnya dan perbuatannya bisa dijadikan contoh untuk pemuda saat ini.
Materi disampaikan ketika menjadi Khatib di Padang Golf Pondok Indah. Jumat, 4 November 2022.